Berbagai Makna Sate Pada Upakara Umat Hindu Di Bali

  • Anastasia Sulistyawati Politeknik Internasional Bali
Keywords: Konsep, Makna Sate, Upakara Umat Hindu

Abstract

Salah satu budaya kuliner yang terkenal dan banyak jenisnya di Bali adalah kuliner jenis sate. Sate pada filosofi Hindu Bali bukan hanya hidangan, tetapi juga diperuntukkan bagi Dewa-Dewi. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi dan inventarisasi mengenai berbagai jenis sate yang dikenal umat Hindu di Bali, mengenali makna filosofi penggunaan dari jenis sate yang ada pada upakara umat Hindu di Bali, dan mengetahui berbagai bahan dan bumbu serta cara pengolahan jenis sate di Bali. Teori yang digunakan adalah teori gastronomi dan semiotika. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian adalah metode kualitatif dengan pengumpulan data berupa studi kepustakaan.

Hasil penelitian adalah sate di Bali mempunyai dwi fungsi, yaitu sate persembahan dan sate hidangan. Dari segi bentuknya terdapat 13 jenis sate. Dari segi dagingnya, ada sate ayam, bebek, babi, dan penyu. Sate merupakan simbolisme Lingga/Brahma Purusa (Tuhan Maha Pencipta). Sate juga merupakan simbol senjata Dewata Nawa Sanga yang dipakai Dewi Durga mengalahkan Kala. Bumbu sate yang disebut basa genep/base gede mengandung simbol nyasa (pemusatan pikiran). Jadi, keberadaan semua jenis sate adalah salah satu bentuk pemahaman filosofi Siwa Sidhanta di Bali yang berkaitan dengan bentuk simbol (nyasa) atribut Dewi Durga (sakti Dewa Siwa sebagai Dewa tertinggi). Jadi, sate menyimbolkan sifat Purusa. Data dapat digunakan sebagai masukan untuk peneliti lain.

Published
2020-12-30